IWS - Badan Meterologi Klimatologi dan Geofiska (BMKG)
mengatakan suhu ekstrem yang terjadi di wilayah Kanada dan Amerika
bagian Utara dalam beberapa hari terakhir tak akan berdampak bagi cuaca
di Indonesia. Suhu ekstrem di AS itu disebutkan merupakan bagian dari
variabilitas iklim.
"Sejauh ini belum ada hubungan langsung
terhadap aktivitas cuaca dan iklim di wilayah Indonesia," jelas Widada
Sulistya, Deputi Bidang Klimatologi BMKG di Cricis Centre, Kantor BMKG,
Jakarta, Jumat 10 Januari 2014.
Dia mengatakan, suhu ekstrem
yang dapat memberi pengaruh langsung pada cuaca dan iklim di Indonesia
adalah suhu ekstrem dari wilayah terdekat, misalnya Australia atau
kawasan daratan Indo China Selatan.
Contohnya, Widada
menyebutkan, suhu esktrem di Vietnam pernah berdampak bagi Indonesia.
Pada Desember lalu, di Vietnam turun salju. Di sana terdapat tekanan
udara dari utara ke selatan. Akibatnya, cuaca di sana dingin.
"Cuaca dingin di sana memberi dorongan massa udara dingin ke selatan sehingga cuaca kita relatif banyak hujan," terang dia.
Ia
menyebutkan, dampak suhu ekstrem Vietnam beberapa waktu lalu membawa
peningkatan curah hujan dan banyaknya petir di wlayah Indonesia.
"Dampak suhu di Vietnam itu hanya angin kencang, hujan lebat," tegasnya.
Ia
menambahkan, pada bulan Januari, untuk beberapa wilayah yang mengalami
cuaca ekstrem rata-rata mengalami penurunan suhu dari rata-rata suhu
ektrim.
Misalnya, Desember lalu, Vietnam mengalami penurunan suhu
3 derajat Celcius dari rata-rata suhu semestinya. Sedangkan, wilayah AS
memang memasuki puncak musim dingin.
Biasanya, kata Widada suhu
ektrem mencapai -15 derajat Celcius. "Tapi, yang kemarin itu cukup
ekstrem, sebanyak -9 derajat Celcius dari rata-rata suhu pada bulan
Januari," jelasnya.
Title : Daratan AS Membeku, Apa Dampak ke Iklim Indonesia?
Description : IWS - Badan Meterologi Klimatologi dan Geofiska (BMKG) mengatakan suhu ekstrem yang terjadi di wilayah Kanada dan Amerika bagian Utara...